Sabtu, 06 Mei 2017

Tradisi Dapat Hilang dan Tergantikan


Secara garis besar Tradisi merupakan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama, bersifat turun-temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sebuah tradisi lahir dari pikiran dan tingkah laku manusia sebagai wujud tanggapan atau respon terhadap tantangan yang diberikan dari alam sekitarnya. Tingkah laku atau perbuatan itu dilakukan secara selektif dan dilakukan terus menerus hingga menjadi sebuah kebiasaan atau yang disebut tradisi.

Sebuah tradisi bisa berubah dan tergantikan jika kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun tersebut sudah dianggap tidak relevan dan tidak bisa mengikuti perekembangan di era global. Misalnya tradisi tukar kartu lebaran yang berubah dengan mengucapkan “selamat” melalui media sosial, tradisi barter menggunakan barang yang berganti menggunakan mata uang.

Sebuah tradisi juga bisa berhenti apabila selain tidak relevan dan tidak mampu bertahan di era modern ini, tradisi tersebut memang secara hakikat sudah tidak bisa digunakan lagi. Selain itu tradisi bisa berhenti pabila masyarakatnya juga tidak melakukan revitalisasi.


Contoh tradisi yang berhenti adalah tradisi Ngrampog macan. Ngrampog macan adalah tradisi yang sudah dilakukan sejak abad keduapuluh khususnya di Surakarta. Ngrampog macan merupakan hiburan rakyat, yakni pertarungan antara prajurit-prajurit dengan harimau. Tradisi ini berhenti karna harimau sudah mulai terancam kepunahannya, selain itu dalam masyarakat pun kini telah berkembang beragam hiburan yang lebih menarik dibandingkan jaman dulu. Tradisi lain yang hilang atau berhenti adalah tradisi Pingit. Seperti yang dialami oleh Kartini, tradisi pingit mengharuskan anak perempuan dikurung didalam rumah sejak haid pertamanya sampai dia dinikahi oleh seorang pria. Kebiasaan ini tentu sudah tidak relevan lagi selain membosankan juga karna berkembangnya faham feminisme. 

RESENSI DAN REFLEKSI FILM KARTINI


Saya sebagai Mahasiswa Sejarah jelas tidak bisa melepaskan ketertarikan saya dengan dunia sinema. Karna selain buku, sinema mampu menjadi medium yang tepat untuk mencurahkan kegelisahan manusia yang kemudian disajikan secara tiga dimensi dengan gambar dan suara. Semua itu seolah mampu menyampaikan gagasan-gagasan dari sang tokoh dengan lebih gamblang.

Film-film Sejarah jelas tidak bisa disamakan ratingnya dengan film-film percintaan kawakan ataupun humor. Di Indonesia kita punya banyak sutradara-sutradara mumpuni seperti Mas Hanung Bramantyo, Riri Riza dan Mira lesmana, Garin Nugroho, dan masih banyak lagi mungkin. Sayangnya, netizen kita masih minim memiliki rasa ketertarikan terhadap film nasional, apalagi bila filmnya bertemakan sejarah. Mindset ini yang perlu diubah. Padahal film-film kita sedang mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Bukan bermaksut memojokkan film humor dan percintaan Indonesia, tapi cobalah apresiasi juga film-film bertemakan sejarah. Sebut saja seperti Gie yang diperankan oleh Nicholas Saputra tahun 2001 tersebut jelas menuai banyak pujian maupun kritikan. Lalu film Soekarno yang diperankan Aryo Bayu. Film HOS Tjokroaminoto, Soegija, Habibie dan Ainun, Athirah, Istirahatlah kata-kata( biography wiji tukul), lalu yang masih anget adalah Kartini yang diperankan oleh mba Dian Sastro yang ditayangkan sejak 20 April lalu dalam rangka menyambut hari Kartini.

Dalam film garapan Hanung Bramantyo tersebut, Kartini digambarkan hidup di abad ke-19 saat negeri kita masih dibawah penjajahan Belanda. Akses pendidikan masih sangat terbatas dan hanya bagi mereka yang keturunan petinggi daerah yang mampu mengenyam pendidikan. Adat kebudayaan masih sangat kental dengan kebudayaan patriarkis-nya. Sebagai anak seorang bupati, sudah seharusnya Kartini melakukan tradisi pingit (berkurung di dalam rumah atau kamar) kegiatan ini terhitung sejak masa menstruasi pertamanya sampai nanti akhirnya datang seseorang untuk menikahinya. Bisa kalian bayangkan? Abad 19 Hanya tinggal di rumah, tidak ada gadget, tidak ada bioskop, tidak ada mall, sama sekali belum ada peralatan canggih seperti zaman sekarang, dan yang jelas tidak ada itu yang namanya youtube, apalagi wifi. Kartini merasa tak berdaya. Dalam film dimunculkan sosok kakak Kartini yaitu Raden Mas Panji Sosrokartono. Kakandanya ini berhasil melanjutkan pendidikannya sampai ke Negeri Belanda. Sebelum Ia berangkat, ia memberikan sebuah kunci kepada Kartini. Dia katakan, jika mau bebas datanglah ke kamarnya. Disana ada pintu besar yang akan membawamu kepada kebebasan. Dan yang dimaksut Sosrokartono tersebut adalah sebuah lemari yang penuh berisi buku-buku. Dari situ Kartini mulai mendalami dunia literasi. Ada satu kalimat yang dilontarkan sang kakak :

 “Tubuh boleh terpasung tapi jiwa harus terbang bebas”

Dia seolah seperti benar-benar menyambangi Negeri Belanda. Semangatnya itu ia tularkan pula pada adik-adiknya yaitu Kardinah dan Rukmini. Mereka bagaikan daun semanggi yang selalu kompak. Sampai mereka sadari bahwaa kedudukan mereka sebagai wanita begitu timpang jika dibandingkan dengan laki-laki. Mereka hidup hanya untuk dinikahi setelah itupun masih mungkin akan dimadu. Mereka juga terkungkung dan begitu dibatasi.

Karna rajin membaca, Kartini mampu berpikir terbuka. Karna berpikiran terbuka, dia menjadi lebih kritis dari orang-orang disekitarnya. Ketika semua orang terlalu patuh dan terpatok pada sebuah aturan tanpa memikirkan relevansinya, Kartini mau dan berusaha untuk memulai perubahan. Ada satu adegan dimana Ayahnya mengatakan :

“Semuanya akan berubah. Masalahnya adalah, siapa yang berani untuk memulai.”

Dan Kartini berani untuk memulainya. Dia membagi pengetahuan dengan mendidik orang-orang dari kalangan rendah, dia rajin membangun relasi dengan sahabat penanya dari Negeri Belanda. Karna keinginannya untuk menyamakan hak seorang wanita dan pria, kita mulai mengenalnya sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia. Tokoh feminisme pertama di Indonesia.

Over all film ini patut diacungi jempol karna menurut saya Mas Hanung berhasil menyampaikan makna filmnya dengan baik, dan tokoh-tokohnya diperankan oleh aktor dan aktris yang mumpuni pula. Saya yakin, penonton pasti mampu terbawa suasana dan merasakan emosinya saat menonton filmnya di Bioskop. Suasana saat menikah dengan Bupati rembang dan melakukan sungkem dengan sang ibu cukup merubah suasana menjadi melow dramatic, sayang ceritanya hanya digantung sampai disitu saja.

Ps : Untuk semua wanita Indonesia,

Jangan mau kalah dengan mereka laki-laki. Dunia Literasi itu penting. Cerita Kartini ini buktinya. Ingat kata Soe Hok Gie “ Perempuan akan selalu dibawah laki-laki bila yang diurusi hanya bedak dan lipstik.” Dan untuk kalian laki-laki diluar sana, bukankah seorang wanita yang patut dicemburui adalah dia yang mampu bertindak sebagai : Metaphor-maker, Decision-maker, dan Solution-maker? Saya rasa wanita kutu buku lebih sedikit berada di atas posisi wanita yang hanya mengurusi bedak dan lipstik?


Sabtu, 11 Januari 2014

Riwu Ga, Sosok yang Hilang Terlupakan oleh Sejarah


  

Siapa Riwu Ga? Masih begitu banyak orang yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini. Saya sendiri jujur, mendengar nama Riwu Ga juga baru beberapa bulan terakhir ini. Setelah melihat Film “Soekarno” Karya Hanung Bramantyo, saya semakin penasaran dengan Para tokoh aslinya. Saya semakin tertarik dan mulai menggali hal mengenai Soekarno, dan dari sini pula muncul nama Riwu Ga yang mana di Film Soekarno diperankan oleh Patton Otlivio. Mumpung usia saya masih muda, 15 Tahun. Saya rasa, belum terlambat bagi saya untuk mencari tahu mengenai sejarah yang mulai termakan oleh zaman ini.
Mengapa saya mengulas Riwu? Mengapa bukan Ratna Djumiati atau yang akrab dipanggil “omi” ? atau mengapa bukan Kartika? Atau Guruh? Jawabannya, Karena saya tertarik pada Sosok seorang Riwu. Menurut saya, dialah orang yang bisa dibilang sangat dekat dengan Bung Karno(BK) yang informasi atau riwayat hidupnya paling minim diulas. Padahal, dia punya jasa yang besar juga untuk bangsa ini.

Saat itu sekitar Tahun 1930-an, Bung Karno-Inggit Garnasih beserta anak angkatnya Tinggal di Ende, Flores Karna BK yang saat itu mendapat hukuman dari pemerintah Belanda agar dibuang ke Pulau Ende. Saat itu Riwu masih berusia 16 Tahun dan bekerja menjajakan roti keliling dan hidup dengan Gadi Walu (kakak sepupunya).  Saat menjajakan rotinya ini, Riwu bertemu dengan Keluarga BK. 

Minggu, 05 Januari 2014

Biografi Singkat Soekarno


Soekarno adalah seorang tokoh penting bagi bangsa Indonesia. Kita tidak bisa melupakannya begitu saja. Beliau adalah Putra sang fajar, ditakdirkan untuk lahir memimpin bangsa yang besar ini.Beliau adalah founding father, orang ulung bahkan sosok yang sempurna sebagai pemimpin bangsa.Tidak heran bila belum ada yang bisa menandinginya sampai saat ini. Beliau adalah sosok yang banyak dikagumi oleh masyarakat. Maka dari itu janganlah kita melupakan sejarah! Soekarno berkata : Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)

BIOGRAPHY SOEKARNO
Ir.Soekarno adalah presiden pertama Indonesia. Beliau dilahirkan di Lawang Seketeng, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901. Nama asli Soekarno adalah Kusno Sosrodiharjo. Namun karna sakit sakitan, namanya diganti menjadi Soekarno. Ayah Soekarno

Selasa, 22 Oktober 2013

RESENSI FILM EPIC


Sutradara :
Produser :
Jery davis
Penulis :
Matt ember
Pemeran Utama:


Chris Wedge

Lory Forte

 Tom J. Astle

Amanda Seyfried
Colin Farrell
Beyoncé Knowles
Josh Hutcherson and Christoph Waltz

Tanggal rilis:
24 Mei 2013

Durasi: 102 menit


Film yang disutradarai oleh Chris Wedge ini mengadopsi kisah yang  diambil dari sebuah buku karya William Joyce yang berjudul “The Leaf Men and the Brave Good Bugs”  Film ini menceritakan seorang gadis bernama Mary Katherine alias “MK” yang datang mengunjungi ayahnya (Mr. Bomba) yang mana adalah seorang peneliti, dan dia tinggal di sebuah wilayah di pinggir hutan untuk melakukan penelitian penelitiannya
Suatu saat ketika ayahnya tidak kuncung kembali, MK memutuskan untuk mencari ayahnya tersebut dan sampai di tengah hutan. Tanpa Mk ketahui, di situ sedang terjadi sebuah pertempuran hebat antara Leafmens dan Boggans. Daun daun di hutan mulai mati dan berguguran. 

Rabu, 14 Agustus 2013

Belajar Kimia : Eksperimen Gunung Berapi

Alat dan Bahan :

* Pasir/malam/tepung kanji/tanah liat
*wadah kecil seperti tabung
*Triplek/mangkuk/piring plastik
*Soda kue
*Deterjen
*pewarna (kalau bisa warna merah atau kuning)
*Cuka

langkah - langkah :
1. buatlah gunung dari malam/pasir/tepung kanji/tanah liat. lubangi tengahnya!


Senin, 05 Agustus 2013

Resensi Novel WONDER


Judul Buku : WONDER 

Penulis : 
R.J Palacio - (Harisa Permatasari, Terj.)

Penerbit : Atria

Tahun Terbit : 
Cetakan I : September 2012

Tebal : 428 hlm.